Sintrong merupakan tumbuhan jenis suku Asteraceae dan dikenal dengan nama ilmiah Crassocephalum crepidioides dan Crassocephalum aurantiaca. Tumbuhan ini banyak ditemukan di persawahan, tepi jalan, kebun-kebun pekarangan, lahan-lahan terlantar dan sering dianggap sebagai gulma, yang tumbuh pada ketinggian 200 m diatas permukaan laut. Namun tahukah Anda bahwa tanaman yang sering dianggap sebagai gulma ini bisa dimanfaatkan sebagai sayuran dan mempunyai kegunaan sebagai obat herbal alami ?....... Dalam artikel Herbals Daun kali ini Anda akan menemukan berbagai manfaat sayuran sintrong, zat-zat yang terkandung didalamnya, cara penggunaanya sebagai obat alami serta efek samping yang bisa ditimbulkan bila Anda mengkonsumsinya secara berlebihan.
Deskripsi tanaman sintrong
Tumbuhan sintrong punya batang lunak beralur-alur dangkal, termasuk terna (berbatang lunak dan tidak membentuk kayu) tegak dan tingginya bisa mencapai 1 m, mempunyai bau harum khas aromatis apabila diremas. Daun sintrong letaknya tersebar dengan bentuk daunnya jorong memanjang atau bulat telur terbalik, pangkal daun menyempit, ditengah melebar dan ujungnya meruncing, tepi daun sintrong sebagian rata namun banyak yang berlekuk menyirip bergerigi-gerigi kasar dan runcing. Bunga tanaman sintrong majemuk berupa bongkol-bongkol yang tersusun malai rata, bongkol bunga berwarna hijau dan ujungnya berwarna jingga coklat hingga merah bata, silindris dan tegak setelah menjadi buah. Warna mahkota kuning, ujungnya merah kecoklatan. Buah tanaman sintrong keras ramping memanjang mirip gelendong berusuk10 dengan panjang sekitar 2,5 mm dengan banyak rambut seperti sikat berwarna putih.Sintrong berasal dari Afrika tropis kemudian menyebar keseluruh wilayah tropis di Asia. Di indonesia, tanaman ini tercatat ditemukan pertama kali tahun 1926 di dekat Medan yang kemudian di bawa ke pulau Jawa dan kemudian menyebar ke seluruh wilayah Negara Indonesia. Tanaman yang biasa kerap kita jumpai di sawah, lahan-lahan terlantar, tepi sungai, kebun dan tepi-tepi jalan ini, biji-bijinya menyebar melalui bantuan angin dan kemudian tumbuh di tempat-tempat tersebut. Walaupun tanaman ini sering disebut gulma atau terna tumbuhan pengganggu namun tanaman ini relatif mudah untuk diatasi.
Disetiap daerah tanaman sintrong mempunyai nama-nama yang berbeda, seperti ebolo, thickhead, redflower ragleaf, atau fireweed, bagini, jambrong, jombloh, mandrung-mandrung, puyung, junggul, tespong di sunda, taplek atau sintrong dijawa.
Kandungan Tanaman Sintrong
Kandungan kimia yang terdapat dalam daun sintrong: flavonoida, polifenol dan saponin ( Kementrian Negara Riset dan Tekhnologi RI tahun 2001)Flavonoid dan polifenol mampu bertindak sebagai antioksidan yang berfungsi untuk menetralisir radikal bebas sehingga dapat meminimalkan efek kerusakan pada sel-sel serta jaringan tubuh. Saponin yang terkandung dalam daun sintrong merupakan glikosida komplek, yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan senyawa hidroksil organik, yang bila dihidrolis akan dapat menghasilkan gula (glikon) serta non gula (aglikon). Saponin tersebut terdiri dalam 2 kelompok, yaitu saponin triterpenoid dan saponin steroid. Sapoin juga sudah banyak digunakan dalam kehidupan manusia, diantaranya terdapat dalam lerak / klerek yang dapat digunakan sebagai bahan pencuci kain terutama kain batik serta sebagai bahan shampo, untuk mendapatkan saponin dari tumbuhan yaitu melalui metoda ekstraksi.
Sayuran sintrong sangat digemari di Jawa Barat sebagai lalapan dan juga sebagai sayuran, sedangkan di Afrika selain sebagai sayuran, beberapa bagian dari tanaman sintrong juga difungsikan untuk bahan obat tradisional. Lalu,... apa saja khasiat atau manfaat sintrong bagi kesehatan ? dibawah ini adalah segala kegunaan yang bisa Anda peroleh bila mengkonsumsi sayuran daun sintrong.
Khasiat Tanaman Sayuran Sintrong
Daun Crassocephalum aurantiaca dapat digunakan sebagai obat penenang. Daun Crassocephalum crepidioides dapat digunakan sebagai obat bisul. ( Kementrian Negara Riset dan Tekhnologi RI tahun 2001 ).Sedangkan manfaat untuk obat lainnya yaitu:
- Sebagai antioksidan.
- Mengatasi gangguan perut seperti maag, nyeri dll.
- Mempercepat penyembuhan luka.
- Mengobati sakit kepala atau pusing.
- Menurunkan demam.
- Merupakan obat alami radang amandel.
- Eksim.
- Bersifat anti radang, Pencahar (obat cuci perut), Tonikum, Emetik (memancing agar dapat muntah), Hemostatis.
- Antimikroba, anti-diabetes, anti-inflamasi dan pengobatan Epilepsi.
- Bubuk daun sintrong juga dapat digunakan untuk menghentikan pendarahan hidung.
Walaupun tanaman ini mempunyai fungsi dan kegunaan yang banyak, sintrong juga ditengarai mengandung alkaloida pirolizidina, yaitu senyawa yang bisa memicu tumor.
Cara penggunan daun sintrong sebagi obat yaitu dengan menyiapkan beberapa helai daun sintrong (secukupnya) kemudian direbus dengan sedikit air, tambahkan sedikit garam. Setelah itu minum air rebusan daun sintrong selagi hangat. Namun, ada cara yang lebih mudah yaitu, dengan menggunakan sebagai lalapan mentah ataupun memasak sayuran sintrong saja Anda juga akan memperoleh segala manfaatnya.
Himbauan serta Efek Samping
Karena adanya kandungan alkaloida pirolizidina dalam sintrong, sebaiknya Anda mengkonsumsi sayuran sintrong ini secara wajar dan tidak berlebihan. Apabila Anda mengkonsumsinya secara berlebihan atau tidak sewajarnya, akan dapat menimbulkan efek samping dari sayuran sintrong tersebut, yaitu pemicu timbulnya kanker atau tumor dan kerusakan pada organ hati.Demikian tadi segala uraian dari kandungan, khasiat, kegunaan dari tanaman sintrong yang bisa Anda peroleh sebagai obat herbal bila mengkonsumsinya, selain juga ada efek samping yang bisa ditimbulkannya. Semoga informasi yang ada di artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda.
Bantu share artikel ini, agar teman dan saudara Anda juga dapat mengetahui serta memperoleh manfaatnya.
Artikel menarik lainnya: